Kehamilan merupakan proses alami yang
akan membuatperubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisifisik dan emosional yang
kompleks, memerlukan adaptasiterhadap proses kehamilan yang terjadi.
Hubungan Episode Kehamilan dengan
Reaksi Psikologi
Hubungan episode kehamilan dengan
reaksi psikologi yaitu:
·
Trimester pertama : timbul fluktuasi
lebar aspek emosionalsehingga
periode ini mempunyai resiko tinggi untuk
terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
·
Trimester kedua : fluktuasi emosional sudah mulai
mereda dan perhatian wanita hamil lebih
berfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi
selama kehamilan,
kehidupan seksual,keluarga dan hubungan
batiniah dengan bayi yang
dikandungnya.
·
Trimester ketiga : berkaitan dengan
bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehinggawanita hamil sangat emosional dalam upaya
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi.
Kehamilan bagi keluarga dan
khususnya seorang wanita merupakan
peristiwa yang penting, meskipun demikian kehamilan juga
merupakan saat – saat krisis bagi keluarga di mana
terjadiperubahan identitas
dan peran ibu, ayah,
serta anggota keluarga lainnya.
Tugas ibu pada masa kehamilan :
1.
Menerima kehamilannya
2.
Membina hubungan dengan janin
3.
Menyesuaikan perubahan fisik
4.
Menyesuaikan perubahan hubungan
suami istri
5.
Persiapan melahirkan dan
menjadi orang tua
Kehamilan dapat
sebagai :
1.
Krisis
2.
Stresor
3.
Transisi peran
Krisis
Krisis merupakan
ketidakseimbangan psikologis yang
dapat disebabkan oleh situasi atau olehtahap perkembangan.
Stresor
Model konseptual menyatakan bahwa
krisis psikologis dan
sosial dipertimbangkan, sebagai kejadian yang kritis tapi tidak selalu
ditunjukkan dengan masalah psikologis dan interpersonalyang nyata.
Setiap perubahan yang
terjadi pada seseorang dapat merupakan stresor. Kehamilanmembawa perubahan yang
signifikan pada ibu sehingga dapat dinyatakan sebagai stresor, yang juga
mempengaruhi psikologis anggota keluarga lainnya.
Transisi peran
Terjadi perubahan interaksi rutin
dalam keluarga,
dengan adanya anggota keluarga yang
baru sehingga terjadi perubahan peran
masing-masing anggota keluarga; ayah, ibu, dan anggotakeluarga yang
lainnya.
Perubahan psikologis selama kehamilan terjadi
oleh karena semakin bertambahnya usia kehamilandan
adanya adaptasi peran
barunya. Tahapan perubahan peran
selama kehamilan menurut Reva Rubin adalah
sebagai berikut:
1.
Tahap antisipasi atau anticipatory
stage
2.
Tahap honeymoon atau honeymoon
stage
3.
Tahap stabil atau plautau
stage
4.
Tahap akhir atau disengagement/termination
stage
Tahap antisipasi atau anticipatory
stage
Tahap antisipasi merupakan tahap
sosialisasi atau latihan untuk
penampilan peran yang diasumsikan pasangan (suami/istri) berkaitan dengan fantasi. Wanita akan mengawali
peran barunya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan informal
dan informasi melalui
model peran. Meningkatnya frekuensi interaksi dengan yang
lainnya akan mempercepat proses adaptasidalam penerimaan
peran barunya sebagai ibu.
Tahap honeymoon atau honeymoon
stage
Tahap honeymoon merupakan
tahap dimana wanita mengasumsikan
peran yang harus ditampilkan, melakukan pendekatan dan eksplorasi terhadap
sikap yang dibutuhkan untuk penampilan peran, mulai melakukan latihan peran. Pada
tahap ini, wanita sudah
dapat menerima peran barunya dengan cara menyesuaikan diri dan muncul kebutuhan
akan kasih sayang baik
ibu-bayi, ibu-suami. Hal lain
yang mempengaruhi tahapan honeymoon adalah
kesiapan menghadapi kelahiran bayinya
serta dukungan dari
orang-orang terdekat.
Tahap stabil atau plautau
stage
Tahap stabil merupakan tahapan dimana wanita hamil dapat
melihat penampilan dalam peran barunya. Pada tahap ini, pasangan memvalidasikan
apakah peran yang akan ditampilkan adekuat/tidak, yang semuanya tergantung pada
bagaimana mereka atau yang lainnya membentuk peran yang harus
ditampilkan. Wanita hamil akan
melakukan kegiatan-kegiatan yang positif
dan berfokus pada kehamilannya dan hal yang berguna bagi kesehatan keluarga.
Tahap akhir atau disengagement/termination
stage
Tahap ini merupakan tahap
terminasi/pengakhiran peran. Peran pasangan pada kehamilanberakhir
setelah proses persalinan selanjutnya
pasangan memasuki tahap peran lainnya. Tahap ini disebut juga sebagai tahap
perjanjian. Perjanjian ini dilakukan agar wanita hamil sedapat
mungkin menepati janjinya yang berkaitan dengan peran barunya kelak.
Teori Ramona Marcer
Teori ini lebih menekankan
pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam
pencapaian peran ibu, Marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
1.
Efek stress antepartum
2.
Pencapaian peran ibu
Efek stress anterpartum
Stress anterpartum
adalah komplikasi dari
resiko kehamilan dan
pengalaman negatif dari hidup seorang wanita. Sehingga dukungan selama kehamilan sangat
diperlukan untuk mengurangi rasa ketidak percayaan seorang calon ibu.
Penelitian Marcer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
Penelitian Marcer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
·
Hubungan interpersonal
·
Peran keluarga
·
Stress anterpartum
·
Dukungan sosial
·
Rasa percaya diri
·
Penguasaan rasa takut, ragu
dan depresi
Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat dicapai bila ibu
menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan
peran, lebih lanjut Marcer menyebutkan tentang stress anterpartum
terhadap fungsi keluarga,
baik yang positif manupun yang negatif. Bila fungsi keluarganya positif
maka ibu hamil dapat
mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum
karena resiko kehamilandapat
mempengaruhi persepsi kesehatan,
dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau
mengatasi stress anterpartum.
Perubahan yang
dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang
dapat menimbulkan stressanterpartum,
sehingga bidan harus
memberikan asuhan kepada ibu hamil agar
ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang
dialami oleh ibu hamil antara
lain adalah:
·
Ibu cenderung lebih tergantung dan
lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat
memperhatikan perkembangan bayinya
·
Ibu memerlukan sosialisasi
·
Ibu cenderung merasa khawatir
terhadap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya
Empat tahapan dalam
melaksanakan peran ibu menurut Marcer:
1.
Anticipatory
2.
Formal
3.
Informal
4.
Personal
Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu,
dimana wanita mulai
melakukan penyesuaian sosial danpsikologis dengan
mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan menjadi seorang ibu.
Formal
Wanita memasuki peran
ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem
sosial.
Informal
Dimana wanita telah mampu
menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
Personal
Merupakan peran terakhir,
dimana wanita telah
mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Referensi
bidandesa.com/psikologi-pada-ibu-hamil.html diunduh 25 april 2011 10:19 PM
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-of-midwife-practices-d3/asuhan/perubahan-dan-adaptasi-psikologis-dalam-kehamilan diunduh 25 april 2011 10:16 PM
patriani-gift.blogspot.com/2009/03/perubahan-psikologi-pada-ibu-hamil.html diunduh 25 april 2011 11:02 PM
Pusdiknekes. 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma IIIKebidanan. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Widyastuti, S. Adaptasi Psikososial Pada Masa Kehamilan. scribd.com/doc/37479306/Adaptasi-Psikososial-Pada-Masa-Kehamilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar